Oleh: Ust. Cecep Suhaili
Begini ceritanya:
Dulu Ibrahim pernah meragukan dirinya saat ia harus memanggil manusia sedunia untuk berhaji mendatangi Ka’bah, bangunan sederhana yang ia bangun bersama Ismail, anaknya.
“Bagaimana aku bisa menyeru manusia seluruh dunia? Suaraku tak mungkin sampai ke telinga mereka,” kata Ibrahim.
Allah menjawab; “Tugasmu hanya menyeru, akulah yang akan menyampaikan seruan itu.”
Lalu berserulah Ibrahim hingga konon semua makhluk terdiam mendengar seruannya seraya menjawab Labbaika Allahumma Labbaik…
Bahkan dari negeri yang terkenal korupsi pun antrian berhaji tak pernah berhenti.
Maka, jangan bebani para calon jamaah haji untuk memanggilmu di pintu ka’bah. Kasihan dia, betapa malunya kalau benar dia berteriak memanggilmu di tengah keramaian, padahal engkau sedang sarapan pagi di tanah air.
Lagi pula itu bukan porsinya, bukan kapasitasnya. Itu domain Nabi ibrahim.
Engkau telah dipanggil jauh sebelum kau ditakdirkan ada. Di atas bukit, dalam jarak berabad abad, Ibrahim telah memanggilmu.
Maka tanamkan tekad yang kuat, niat yang kokoh untuk menyambut undangannya, labbaika Allahumma labbaik.. Datanglah, jangan titip absen kayak zaman sekolah dulu. Katakan “Labbaik” dengan sepenuh jiwa. Insya Allah tekad dan niat kuatmu akan menjadi energi terbarukan untuk berangkat menuju baitullah.
Sekarang mari doakan sahabat kita yang sedang memenuhi panggilan itu:
“Ya Allah, mereka penuhi panggilan-Mu,
bagai lebah penuhi ka’bah. Mereka tunduk pada-Mu.”
“Ya Allah, jika mereka kembali, semoga harum ka’bah masih ada, semoga madu yang dicucupnya masih terasa.. mabruuur!! Mabrurlah mereka..”
Āmīn