Oleh : Drs. M. Saifuddin Hadi, M.Si
Seorang sahabat pernah sampaikan taushiyyahnya sebagai berikut ini:
Hidup itu, sejatinya adalah seni bertahan..
Bertahan untuk tetap melangkah maju meski terasa berat yang amat sangat.
Bertahan untuk tidak sembarangan mengeluh, meski hidup sudah sangat terasa sembuh….
Bertahan untuk tetap berbuat baik meski dikecewakan berulangkali.
Bertahan untuk tetap santun dan tidak marah meski mendapati sekeliling begitu jahat dan menyebalkan perlakuannya.
Bertahan untuk tidak berhenti dari apa yang sudah direncanakan. Bertahan dari cepat menyerah atas apa yang sudah dimulai.
Bertahan dari pura-pura tidak mendengar atas apapun yang dikatakan orang lain.
Bertahan dari siap menanggung beban, meski terkadang bukan kita yang melakukannya.
Bertahan untuk tetap berbaik sangka kepada Allah dan tetap beribadah menyembah kepadaNya.
Bertahan untuk terus berdoa dan percaya, akan ada balasan baik pada akhirnya.
Bertahan untuk tetap memilih hidup dengan bersyukur. Dan tidak memilih untuk mengakhiri dengan cara yang salah.
Karenanya.. belajarlah seni bertahan jika hidupmu ingin melesat hebat di atas rata-rata.
Dan seni bertahan itu dilatih dan dikuatkan melalui 5 tahap ini..
- Terus belajar dan mau duduk di majelis ilmu agar pikiran dan hati selalu waras.
- Mampu memilah mana yang harus dipedulikan dan mana yang harus diabaikan.
- Mengarahkan energi hanya kepada orang-orang yang memberikan cinta dan dukungannya kepada kita.
- Menentukan tujuan besar yang akhirnya mampu membuat hal lain terasa receh untuk dibahas terlalu panjang. Apalagi sampai terlalu dipikir mendalam.
- Menemukan hakikat, bahwa hanya surgalah sebaik-baik tempat untuk beristirahat. Akhirnya memahami, bahwa dunia ini tempatnya berlelah-lelah.
Hingga kemudian dengan ringan bisa berkata…
“Memang harus bertahan sih.. Bismillah”.
اُولٰٓئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا
“Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam,” (QS. Al-Furqan: 75)