Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2025
  • February
  • 21
  • Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada
  • HIKMAH JUMAT

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

On February 21, 2025February 21, 2025
H. A. SURYANA SUDRAJAT

Suatu saat Rasulullah Saw. berada di shuffah. Sebuah ruang di samping Masjid Nabi, tempat berkumpul sekaligus tempat tinggal sementara sahabat yang tidak mempunyai rumah tanggal. Tempat itu agak sempit. Para sahabat baik dari kalangan Anshar maupun Muhajirin telah berkumpul mengelilingi Rasulullah Saw. Beberapa orang sahabat yang mengikuti perang Badar telah hadir. Kemudian datang pula yang lain. Mereka yang baru datang memberi salam, dan Rasul pun serta sahabat menjawab salam tersebut. Tapi mereka yang datang lebih dahulu (yang sudah duduk) tidak bergeser sedikit pun dari tempat duduknya, sehingga mereka yang baru datang berdiri terus.

Melihat hal itu, Rasulullah Saw. merasakan kurang senang karena di antara yang baru datang itu ada sahabat-sahabat yang mendapat penghargaan istimewa dari Allah, yang turut dalam Perang Badar. Akhirnya Rasulullah Saw. bersabda kepada sahabat yang bukan ahli Badar: “Hai Fulan! Berdirilah engkau! Hai Fulan! Berdirilah engkau!” Lalu beliau menyuruh duduk para ahli Badar itu. Tapi yang disuruh berdiri ada yang wajahnya menunjukkan ketidaksenangannya dan orang munafik yang turut hadir ada yang membisikkan celaannya seraya berkata: “Itu perbuatan yang tidak adil, demi Allah! Padahal ada orang yang dari semula sudah duduk karena ingin mendekat dan mendengar, tiba-tiba berdiri dan tempatnya diduduki orang yang baru datang.” Melihat yang demikian Rasulullah Saw. bersabda: “Dirahmati Allah seseorang yang melapangkan tempat buat saudaranya.” (H.R. Abu Hatim).

Mengiringi peristiwa ini turun ayat yang terjemahannya sebagai berikut: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berlapang-lapanglah dalam majels’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q. S. Al-Mujadilah: 11).

Ada dua hal pokok yang terkandung dalam ayat di atas, yaitu mengenai etika dalam sebuah majelis, sikap lapang dada, dan tingginya derajat orang yang beriman dan yang berilmu.

Majelis yang arti harfiahnya adalah tempat duduk, merupakan tempat orang berhimpun atau berkumpul, termasuk majelis dalam rangka pengajaran seperti majelis taklim atau perkuliahan, tukar-menukar gagasan seperti diskusi atau seminar, dan seterusnya. Dalam majelis ilmu, seperti seminar atau simposium, agar kegiatan itu berlangsung lancar, maka siap yang bicara, siapa yang menanggapi, kapan orang harus bicara, sampai tempat duduk pun diatur. Ini yang disebut etika atau sopan santun dalam sebuah majelis. Ketika berada di majelis ilmu, etika dan akhlak tersebut antara lain ditujukan untuk terciptanya ketertiban, kenyamanan, dan ketenangan suasana selama dalam majelis, sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan ilmu pengetahuan. Berarti Islam memang memotivasi kepada manusia untuk giat menuntut ilmu pengetahuan, karena dengan hal itu kedudukan kita akan tinggi dalam pandangan Allah SWT.

Dalam kasus majelisnya Rasulullah SAW, tempat di Shuffah itu tidak luas sehingga jamaah harus berdesak-desakan. Tempat yang tersedia sudah terisi oleh orang yang datang terlebih dahulu, sedangkan orang yang datang belakangan tidak lagi mendapat tempat. Lalu Rasulullah mengimbau agar yang duduk terlebih dahulu melapangkan tempat bagi yang datang kemudian. Namun demikian, seperti yang diisyaratkan ayat itu yang sempit itu bukanlah tempatnya, melainkan hati manusia. Tabiat manusia yang mementingkan diri sendiri membuatnya enggan memberikan tempat kepada orang yang baru datang. Jadi, dalam hal ini “hati” sangat berperan.

Secara lebih luas kelapangan hati dalam majelis itu tidak hanya sekadar kesediaan memberi tempat duduk kepada orang yang lebih layak, tetapi bisa juga berarti keterbukaan dalam menerima gagasan baru, pemikiran baru dan kritik. Seperti kita ketahui, dalam sebuah majelis ilmu lazim terjadi perdebatan yang sengit dan bahkan mengarah kepada suasana yang tegang dan emosional. Dalam suasana seperti itu, maka kita pun untuk berlapang dada. Dan bukankah ilmu pengetahuan hanya bisa berkembang dalam suasana keterbukaan?

Selanjutnya Allah menegaskan, “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Artinya ada orang yang akan diangkat derajatnya oleh Allah, yaitu orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan akan tampak arif bijaksana, jiwa dan matanya akan memancarkan cahaya. Iman dan ilmu akan membuat orang mantap dan agung. Orang yang beriman dan berilmu (tidak terbatas kepada ilmu yang berkaitan dengan ubudiah tapi juga yang dapat memberi manfaat untuk kemaslahatan umat) akan memperoleh derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat.

Kita bisa saksikan, orang-orang yang menguasai dunia ini adalah orang-orang yang berilmu. Mereka dengan mudah mengumpulkan harta benda, mempunyai kedudukan, dan dihormati orang. Ini satu pertanda Allah meninggikan derajatnya. Menuntut ilmu pengetahuan tentu harus dalam arti yang luas yaitu ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama, karena kedua ilmu tersebut yang dibutuhkan manusia, khususnya umat Islam agar ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diperolehnya dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemudian di akhir ayat dikatakan: “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ini berarti bahwa kinerja kita baik proses maupun hasil akhirnya akan senantiasa mendapat penilaian dari Allah.

Sumber: Hamka, Tafsir Al-Azhar

H. A. SURYANA SUDRAJAT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten.

Post Views: 716
In HIKMAH JUMAT

Post navigation

Dambaan Hidup Tenang
5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 21, 2025February 21, 2025

Mengambil Hikmah dari Peristiwa Isra Mikraj

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 21, 2025February 21, 2025

Hidup Mewah dan Boros

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 21, 2025February 21, 2025

Penguasa dan Petuah Ulama

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 21, 2025February 21, 2025

Syekh Nawawi dan Derajat Orang Berilmu

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 21, 2025February 21, 2025

Marhaban Ya Ramadan, Empat Tujuan Utama Berpuasa

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 21, 2025February 21, 2025

Antara Zikir dan Tafakur

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021