Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2023
  • February
  • 17
  • MEMAKNAI ISRA MIKRAJ
  • HIKMAH JUMAT

MEMAKNAI ISRA MIKRAJ

On February 17, 2023
H. A. SURYANA SUDRAJAT

Mahasucilah Dia yang membuat hamba-Nya berjalan malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha, yang telah kami berkati sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kami. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q. 17:1).

Isra adalah peristiwa perjalanan Nabi SAW dari Mekah ke Baitul Maqdis, atau Al-Quds, alias Yerusalem. Dari sini kemudian Nabi melesat ke Sidratul Muntaha. Banyak kisah yang kita dengar dan kita baca di seputar peristiwa yang terjadi pada 27 Rajab di tahun ke-11 sejak Nabi menerima wahyu yang pertama.

Pelajaran atau hikmah apa yang dapat dari peristiwa yang dulu menggegerkan antero penduduk Mekah ini? Nabi sendiri mendapat cemooh dari orang-orang Quraisy yang sengaja dikumpulkan oleh Abu Jahal untuk mendengarkan peristiwa yang dialaminya itu. Sampai sekarang pun kaum muslimin masih berdebat apakah perjalanan yang hanya sekali terjadi itu melibatkan raga atau hanya ruh saja. Dan inilah beberapa catatan yang bisa kita jadikan renungan ketika kita memperingati Isra Mikraj.

Sampai menjelang hijrah (622), Islam yang dibawa Nabi masih merupakan sebuah “gejala lokal”. Lokal yang besar sih. Ya, karena Mekah yang menjadi tempat agama ini disebarkan, betapapun merupakan wakil dari satu wilayah kebudayaan yang luas. Namun lantaran letaknya yang relatif jauh dari peradaban, kota ini terlindung dari pandangan dunia. Nah, dengan peristiwa Isra’, agama Muhammad SAW yang “asing” ini mendatangi rumah besarnya yang sebenarnya. Yakni Kemah Ibrahim, yang di dalamnya sudah lebih dulu berdiam agama-agama Yahudi dan Nasrani. Sampai kemudian lahir Rasul terakhir pilihan Allah dari cabang keturunan Ibrahim yang terlupakan, yang, setelah dengan segala rintangan dan tangis membangun versi terakhir dari Agama yang Satu yang dahulu diajarkan bapak moyangnya itu, sekarang kembali ke rumah induknya, ke tanah yang “sudah Kami berkati sekelilingnya,” kata ayat di atas, untuk menjumpai semua saudaranya.

Dalam Al-Qur’an memang disebutkan bahwa baitullah (rumah Allah) yang pertama kali terdapat di bumi adalah Ka’bah. “Adapun bait yang pertama diletakkan buat manusia adalah yang di Bakkah itu, yang mubarak dan menjadi petunjuk seluruh alam.” (Q. 3:96). Bakkah tak lain adalah nama kuno Mekah. Ibrahim sendiri yang membangun bait itu, bersama putranya, Ismail. Yakni meninggikan fondasi bangunan (Q. 2:127) dari reruntuhan bangunan lama. Menurut sebagian hadis, itu merupakan warisan Adam sendiri. Jika kita berkunjung ke Ka’ah, di sana kita akan berjumpa dengan yang disebut “Maqam Ibrahim”.

Tetapi bukankah Ibrahim tidak tinggal di Mekah? Beliau pulang kembali ke negerinya di Kaldea, di utara, setiap usai mengunjungi Ismail a.s. Sementara itu keturunan putra Ibrahim yang lain, Ishak a.s., menyebar di Timur Tengah Utara dan melahirkan banyak sekali raja dan nabi—hal yang sama sekali tidak terjadi dengan keturunan Ismail. Inilah yang kita kenal dengan wilayah Bulan Sabit yng subur alias Oukumene. Adapun Mekah dan sekitarnya, selama lebih dari 10 abad, praktis tenggelam. Tak ada seorang nabi dibangkitkan. Tak ada peradaban apa pun kecuali syair-syair dan kehidupan keras padang pasir. Seperti dikatakan Syed Naquib Alatas, bahasa Arab pada masa Jahiliyah bukan bahasa estetik keagamaan sebagaimana bahasa Yunan-Romawi Kuno.

Itulah Mekah, sebuah wilayah yang secara kerohanian terpisah dari induknya. Ya, Kemah Ibrahim. Sampai kemudian datang Rasul terakhir pilihan Allah dari cabang keturunan Ibrahim yang terlupakan itu. Dialah yang sekarang kembali ke rumah induknya, ke tanah yang “sudah Kami berkati sekelilingnya”, seperti dikatakan Alquran, untuk menjumpai semua saudaranya. Dalam kisah disebutkan dalam perjalanan itu Muhammad bertemu dengan para nabi pendahulunya. Nabi pun salat berjamaah dengan mereka, yang tentu saja semua sudah wafat, di Masjid Aqsa. Dan beliaulah yang dimohon bertindak sebagai imam.

Jadi, Isra’ adalah perjalanan menggabungkan diri dengan induk. Dari segi jaran yang dibawa para nabi, Islam adalah agama yang satu.

Setelah itu Nabi melesat ke Sidratul Muntaha, yang oleh sebagian ulama disebut sebagai sebuah pengalaman spiritual yang paling tinggi, karena Nabi berkesempatan berjumpa dengan Allah. Tapi Nabi kembali lagi ke bumi dari puncak pengalamannya yang tak terpermanai itu. Ya kembali mewujudkan pesan-pesan kenabian yang dibawanya.

Sejarah kemudian mencatat Islam yang sampai menjelang hijrah itu hanya sebuah “gejala lokal”, lemmudian berkembang ke utara ke kawasan bulan sabit yang subur, yang menjadi tempat diturunkannya nabi-nabi dan raja-raja keturunan Ibrahim dari jurusan lain. Dan praktis setelah itu ke pelbagai penjuru dunia. Termasuk Nusantara yang kita cintai ini.

H. A. SURYANA SUDRAJAT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten.

Post Views: 631
In HIKMAH JUMAT

Post navigation

Penguasa dan Petuah Ulama
Indahnya Beribadah di Malam Hari

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 17, 2023

Bantuan Segera dari Allah, Kapan Tiba?

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 17, 2023

Yuk Kita Bercermin pada Hati Nurani

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 17, 2023

Mahabbah, Saat Cinta Ilahi Bergelora di Hati

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 17, 2023

Sinarilah Rumah dengan Bacaan Qur’an

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 17, 2023

Merenungi Keindahan Alam

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On February 17, 2023

Futuwwah atawa Peduli

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021