Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2025
  • January
  • 17
  • Pandai-pandailah Mengatur Dunia
  • HIKMAH JUMAT

Pandai-pandailah Mengatur Dunia

On January 17, 2025
H. A. SURYANA SUDRAJAT

Aturlah duniamu seperti orang yang mengelola dagangannya. Untuk apa? Agar kau bisa makan dari hasil yang baik dan halal, mampu bersedekah, bisa bersilaturahim, menjaga diri agar tidak mengemis, dan menjaga kehormatan. Tapi jangan jadikan dirimu budak dunia.

Dari Jabir r.a. Seseorang datang kepada Rasulullah Saw. membawa segenggam emas. “Rasulullah, saya lihat, ini barang tambang,” katanya. “Ambillah sebagai sedekah. Saya tidak punya apa-apa kecuali ini.”

Nabi menolak. Tapi orang itu datang lagi dari samping kanan beliau, dan mengulangi ucapannya. Tetapi ditolak.  Ia lalu datang dari samping kiri. Dan setelah ditolak pula, ia datang dari belakang. Nabi pun mengambil barang itu. “Kalau kena, pasti sakit,’ kata beliau, seraya melemparkannya ke arah orang tadi.

Berikut ini adalah komentar Nabi atas insiden itu. “Seseorang dari kalian datang kepadaku, membawa barang miliknya, dan berkata, ‘Ini sedekah.’ Namun , kemudian duduk bersila dan meminta-minta kepada manusia. Sebaik-baik sedekah adalah harta yang berlebih.” (Hadis riwayat Abu Dawud).

Lain lagi yang dikisahkan Umar ibn Khathhab r.a. “Nabi menganjurkan kami bersedekah,” kata Umar. “Aku pun menyedekahkan yang kumiliki. Aku berkata, dalam hati, hari ini aku melampaui Abu Bakar. Dulu, dia bersedekah lebih banyak dariku, sekarang aku membawa separo dari hartaku.”

“Apa yang kautinggalkan untuk keluargamu?”’ tanya Nabi, seperti ditirukan Umar.“

Sejumlah ini juga, “jawabnya.

Tak berapa lama, Abu Bakar datang membawa hartanya.

“Apa yang Saudara tinggalkan untuk keluarga?”  tanya Nabi pula.

“Aku tinggalkan mereka Allah dan Rasul-Nya.”

Atas kejadian itu Umar berkomentar: “Sedikit pun aku tidak bisa melampaui Anda,  Abu Bakar.”

Kasus Abu Bakar tentulah pengecualian. Nabi paham benar kualitas pribadi sahabat yang kelak menjadi khalifah alias penggantinya itu.

Tapi Allah dan Rasul-Nya memang mencela sifat bakhil, selain tamak, yang kedua-duanya merupakan anasir penyakit cinta harta.

Syahdan, Yahya ibn Zakariya a.s. bertemu iblis yang menyaru sebagai manusia.

“Beri tahu aku orang yang paling kamu benci dan yang paling kamu sukai,” kata Yahya.

“Orang yang paling aku sukai mukmin yang bakhil. Sedangkan yang paling kubenci adalah orang fasik yang bermurah hati.”

“Mengapa?” tanya Nabi Yahya.

“Orang yang bakhil, bagi saya, kebakhilannya sudah cukup. Adapun orang fasik yang dermawan, aku masih khawatir kalau-kalau Allah memperlihatkan kedermawanan-Nya dan menerimanya, kemudian mengangkatnya.”

Lalu, katanya, “Sekiranya engkau bukan Yahya, tidak mungkin aku memberitahu kamu.”

Kata Imam Al-Ghazali,  yang mengangkat cerita itu dalam Al-Ihya’: “Sekiranya tahu akan mati besok, boleh  jadi manusia tidak bakhil mengeluarkan hartanya.”

Dan belanjakanlah sebagian dari yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada siapa saja di antaramu; lalu ia berkata, ‘Ya, Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, sehingga aku dapat bersedekah dan menjadi orang yang saleh?’ Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang bila tiba ajalnya. Q. 63: 10-11).

Al-Ghazali mengatakan, bakhil adalah menahan harta yang wajib dibelanjakan. Sedangkan boros membelanjakan harta yang wajib ditahan.

Bahkan kikir terhadap diri sendiri pun merupakan sikap tercela. Karena itu Nabi melarang gaya hidup yang menyengsarakan diri itu. “Tiga hal yang menyebabkan kehancuran: kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan kebanggaan kepada diri sendiri.” (H.r. Thabrani).

“Kau punya harta?” Nabi pernah bertanya kepada seseorang yang compang-camping.“Ya, Rasulullah,” jawab orang itu.

“Dari mana?”

“Dari rezeki Allah.”

“Kalau kamu mendapat rezeki Allah, tampakkanlah rezeki itu. Tampakkanlah kemuliaan Allah  pada dirimu.”

Tapi ada juga sabda yang menyatakan, “Tidak akan masuk surga orang yang  pada dirinya terdapat kesombongan walau sebesar biji sawi.”

“Manusia senang kalau pakaiannya rapi dan terompahnya bagus,” berkata seseorang mengenai hal itu.

Jawab Nabi:  “Sesungguhnya Allah indah dan senang keindahan. Kesombongan adalah sifat yang menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” Alhasil, orang kudu piawai mengatur dunianya. Dan, menurut Ibn ‘Athaillah as-Sakandari, ada dua macam cara me-manage harta itu. Yakni, mengatur dunia untuk dunia semata, dan mengatur dunia untuk akhirat. Yang pertama adalah merancang cara mengumpulkan dunia dengan rasa bangga dan cinta. Sedangkan yang kedua seperti orang yang mengelola dagangannya agar bisa makan dari hasil yang baik dan halal, mampu bersedekah, bisa bersilaturahim, menjaga diri agar tidak mengemis, dan menjaga kehormatan. Tidak semua pencari dunia tercela dan mendapat murka. Yang tercela adalah kalau seseorang sibuk  dengan dunia sehingga melupakan akhirat. Akhirnya ia menjadi budak dan pelayan dunia

H. A. SURYANA SUDRAJAT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten.

Post Views: 780
In HIKMAH JUMAT

Post navigation

Mahabbah, Saat Cinta Ilahi Bergelora di Hati
Lupa Kalau Ada yang Mengawasi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On January 17, 2025

Menyikapi Fitnah Akhir Zaman

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On January 17, 2025

Akar Semua Dosa

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On January 17, 2025

Menjadi Umat yang Unggul

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On January 17, 2025

Qana’ah Hati dan Qana’ah Ikhtiar

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On January 17, 2025

MEMAKNAI ISRA MIKRAJ

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On January 17, 2025

Imam Ghazali: Hati Itu Seperti Cermin

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021