Kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah ibadah, membaca Al-Qur’an secara bergiliran dan mengajarkannya kepada sesamanya, akan turun kepadanya ketenangan dan ketenteraman, akan tercurah kepadanya rahmat yang berlimpah, dan mereka akan dijaga malaikat, juga Allah akan senantiasa mengingat mereka. (H.R. Muslim).
Dalam kitabnya Kifayah al- Atqiya’ wa Minhaj al-Ashfiya’ (Kelengkapan Orang Takwa dan jalan Orang Suci), Syekh Abu Bakr (Sayyid Bakri al-Makki) ibn Muhammad Syatha ad-Dimyathi mewejang lima jalan yang mesti ditempuh seseorang untuk mencapai derajat kesalihan. Yakni dengan membaca Al-Qur’an berikut maknanya, salat malam, zikir di waktu malam, mengosongkan perut, alias puasa, dan duduk melingkar di sekitar orang salih.
Aktivitas apa sajakah yang dilakukan para penempuh jalan tasawuf dalam proses penyucian dirinya?
Salah satu di antaranya adalah membaca Al-Qur’an. Sebab ada kelebihan dan keistimewaan bagi orang-orang yang suka membaca kitab suci. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Tidak ada iri hati kecuali kepada dua orang: orang yang diberi Allah Al-Qur’an, dan dibacanya siang dan malam; dan orang-orang yang dianugerahi harta kekayaan oleh Allah, dan siang-malam dinafkahkannya. {HR Bukhari dan Muslim}. Di dalam hadis yang lain, yang juga diriwayatkan kedua imam itu, “Rasulullah bersabda, “Orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seumpama bunga utrujah, baunya harum dan rasanya lezat.”.
Membaca Al-Qur’an juga merupakan rahmat yang tidak terkira besarnya. Sabda Rasulullah s.a.w., sebagai diriwayatkan dar Abu Hurairah, menegaskan: “Kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah ibadah, membaca Al-Qur’an secara bergiliran dan mengajarkannya kepada sesamanya, akan turun kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan tercurah kepadanya rahmat yang berlimpah, dan mereka akan dijaga malaikat, juga Allah akan senantiasa mengingat mereka.” (HR Muslim). Rumah-rumah juga akan menjadi benderang oleh bacaan Quran. “hendaklah kamu berni nur (cahaya) rumah tanggamu dengan salat dan membaca Al-Qur’an (HR Baihaqi). Juga sabda Rasulullah: “Perbanyaklah membaca Al-Qur’an di rumahmu. Sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada orang membaca Al-Qur’an, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah.”
Selain itu, kaum Muslim juga meyakini benar bahwa membaca Al-Qur’an merupakan obat berbagai penyakit hati, dan penawar jiwa yang sedang gelisah. Abdullah ibn Mas’ud r.a., salah satu sahabat terkemuka Rasulullah Saw., suatu hari kedatangan tamu. Dia tampak gelisah dan bingung. Katanya:
“Ibn Mas’ud, Anda lihat keadaan saya. Dalam beberapa hari ini saya merasa tidak tenteram. Jiwa saya gelisah. Pikiran saya kusut. Makan tidak enak, tidur pun tak nyenyak. Berilah saya nasihat yang bisa mengobati keadaan saya.“
Kalau benar itu penyakit kamu, bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat. Pertama, ke tempat orang yang sedang membaca Al-Qur’an. Anda ikut membaca atau dengarlah orang-orang yang membacanya. Kedua, bisa juga ke majelis pengajian, yang mengingatkan hati kepada Allah. Atau silakan kamu cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana kamu berkhalwat menyembah Allah. Seperti di tengah malam, ketika orang-orang tidur, kamu bangun lalu salat, memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman pikiran dan kemurnian hati. Andaikan jiwa kamu belum terobati dengan ketiga cara itu? Kamu harus minta kepada Allah agar kamu diberi-Nya hati yang lain. Sebab hati yang kamu pakai, bukan lagi hati kamu.”
Namun lebih dari itu sema, bagi kaum muslimin Al-Qur’an merupakan pedoman dalam menempuh bahtera kehidupan. Melalui petunjuk-petunjuknyalah akan diperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hal ini diyakini karena Al-Qur’an mengandung ajaran-ajaran moral yang universal dan abadi sifatnya.