Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2024
  • April
  • 28
  • Kecerdasan Spiritual (2): Lain yang Diajarkan, Lain yang Dipraktikkan, Mengapa?
  • PENDIDIKAN

Kecerdasan Spiritual (2): Lain yang Diajarkan, Lain yang Dipraktikkan, Mengapa?

On April 28, 2024April 28, 2024
TSULASIAH AMANAH

Dari perspektif Islam, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial maupun kecerdasan spiritual, hakikatnya bersumber dari kecerdasan kalbu, atau yang sehari-hari disebut hati atau hati nurani. Rasulullah Muhammad Saw. pernah menggambarkan bahwa kalbu merupakan sumber kekuatan, sumber kebajikan dan sumber keunggulan manusia. Sebagaimana sabdanya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya pada diri manusia terdapat suatu unsur yang disebut mudghah. Jika mudghah itu baik (unggul) maka unggullah seluruh diri manusia, dan jika mudghah ini buruk maka buruklah seluruh diri manusia. Ketahuilah bahwa itulah yang disebut dengan kalbu.” Dalam bahasa sehari-hari kalbu diartikan hati (heart).

Menurut filosof Franz Magnis-Suseno, kesadaran moral dalam bahasa sehari-hari juga disebut suara hati. Manusia berkesadaran moral sama dengan mempunyai suara hati. Mereka mempertimbangkan tindakan dengan hati. Atas bimbingan suara hati pula, keberanian akan seseorang kepada pilihan bernilai. Suara hati bagai panggilan suatu realitas personal yang berkuasa atas diri kita yang, jika kita ikuti, membuat kita merasa bernilai, aman, dan sedia untuk menyerah.

Pendidikan agama sejatinya bisa menjadikan anak didik cerdas secara spiritual. Namun, jika kita melihat kurikulum pendidikan agama, tampaknya lebih mengajarkan dasar-dasar agama, sedangkan akhlak atau kandungan nilai-nilai kebaikan belum banyak dikedepankan. Metode pendidikannya pun lebih mengarah pada pendekatan kognitif. Yakni dengan hanya mewajibkan peserta didik untuk mengetahui dan menghafal (memorization) konsep dan kebenaran, tanpa menyentuh perasaan, emosi, dan nuraninya. Selain itu tidak dilakukan praktik perilaku dan penerapan nilai kebaikan dan akhlak mulia dalam kehidupan di sekolah.  Ini merupakan kesalahan metodologis yang mendasar dalam pengajaran moral bagi manusia. 

Karena itu, tidak aneh jika banyak dijumpai inkonsistensi antara apa yang diajarkan di sekolah dan apa yang diterapkan anak di luar sekolah. Oleh karena itu peran orang tua dalam pendidikan agama untuk membentuk kepribadian atau akhlak anak menjadi amat mutlak, karena melalui orang tua pulalah anak memperoleh kesinambungan nilai-nilai kebaikan yang telah ia ketahui di sekolah.  Tanpa keterlibatan orang tua dan keluarga maka sebaik apa pun nilai-nilai yang diajarkan di sekolah akan menjadi sia-sia, sebab pendidikan karakter atau akhlak harus mengandung unsur afeksi, perasaan, sentuhan nurani, dan unsur konatif dalam bentuk amalan kehidupan sehari-hari.

Menumbuhkan SQ Peserta Didik

Mengacu pada pendapat para, ahli di atas, beberapa hal berikut ini bisa dilakukan untuk   menumbuhkan kecerdasan spiritual peserta didik di sekolah. Pertama, melalui “jalan tugas”. Berikan ruang kepada siswa untuk melakukan kegiatannya sendiri dan latih mereka memecahkan masalahnya sendiri. Untuk itu guru tidak perlu terlalu khawatir peserta didik akan melakukan kesalahan. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, beri tahu manfaat mengapa mereka perlu mempelajari hal tersebut sehingga mereka memiliki ahli motivasi untuk memperdalam materi tersebut yang muncul dari dalam dirinya. 

Kedua, melalui “jalan pengasuhan”. Pendidik perlu menciptakan suasana kelas penuh kegembiraan di mana setiap peserta didik saling menghargai, saling memaafkan jika terjadi konflik satu dengan yang lain. Setiap konflik atau masalah muncul, guru perlu menjadikannya momentum bagi seluruh peserta didik untuk bertumbuh dalam kecerdasan spiritual (SQ). 

Ketiga, melalui “jalan pengetahuan”. Pendidik perlu mengembangkan pelajaran dan kurikulum sekolah yang mampu mengembangkan realisasi diri peserta didik. Misalnya, kurikulum yang bisa melatih kepekaan peserta didik terhadap berbagai masalah aktual, di mana mereka diajak berefleksi  tentang makna, bagaimana dia dapat ikut serta memecahkan masalah- masalah aktual tersebut. Peristiwa-peristiwa bencana alam, banjir, dan tanah longsor di mana begitu banyak orang yang mengalami perubahan hidup secara tiba-tiba dan menjadi menderita. Di sini kepekaan terhadap nilai dan makna kemanusiaan dapat ditumbuhkan apabila peserta didik diajak untuk berefleksi, menyadari dan ikut merasakan bagaimana berada seperti orang lain. 

Keempat, melalui “jalan perubahan pribadi” (kreativitas). Dalam setiap kegiatan belajar mengajar seharusnya guru merangsang kreativitas peserta didiknya. Anak-anak itu sebenarnya memiliki imajinasi dan daya cipta yang sangat tinggi. Kelima, melalui “jalan persaudaraan”. Hukuman fisik dan olok-olok, perkelahian dan saling mengejek antar murid perlu dihindari karena dapat menghambat SQ). Sebaliknya, guru perlu mendorong setiap peserta didik untuk saling menghargai dan saling memahami pendapat dan perasaan masing-masing.

Terakhir, melalui “jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian”. Gurulah yang menjadi model seorang pemimpin yang diamati peserta didik. Pengalaman peserta didik bagaimana dilayani dan dipahami sungguh- sungguh oleh guru mereka adalah pengalaman yang secara tidak langsung mengajarkan kepada peserta didik bagaimana layaknya perilaku seorang pemimpin: bahwa pemimpin yang efektif itu adalah yang mengerti dan memahami bawahannya, melayani kepentingan bawahannya dan bukan hanya mengurus kepentingan dirinya sendiri.

TSULASIAH AMANAH

pembelajar, peminat pendidikan, lulusan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta; pernah menjadi guru dan kepala SMPT Sindangkarya, Anyar; kini pengurus YPAI.

Post Views: 1,551
In PENDIDIKAN

Post navigation

Kecerdasan Spiritual (1): Egoisme, Materialisme dan Absennya Moralitas
Qana’ah Hati dan Qana’ah Ikhtiar

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On April 28, 2024April 28, 2024

Tugas Guru Menurut Ajaran Islam

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On April 28, 2024April 28, 2024

Syarat Jadi Guru Menurut Pakar Pendidikan Islam

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On April 28, 2024April 28, 2024

Penghapusan Istilah Madrasah dalam RUU Sisdiknas Berlawanan dengan Konstitusi

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On April 28, 2024April 28, 2024

Guru Kunci Pendidikan

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On April 28, 2024April 28, 2024

Falsafah (Panca Jiwa dan Motto) Pondok Pesantren Al-Ihsan

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On April 28, 2024April 28, 2024

Mengingat Kembali Makna Pendidikan

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021