Puasa sering digambarkan sebagai latihan perang melawan hawa nafsu. Ada yang berhasil, dan tidak sedikit pula yang gagal. Termasuk golongan yang manakah Anda?
Rasulullah s.a.w. menggambarkan perang melawan hawa nafsu sebagai sebuah jihad. Ini dikatakannya setelah pulang dari Perang Badar melawan musyrikin Quraisy yang dimenangkan kaum muslimin. “Kita kembali dari jihad kecil menghadap jihad besar?”
“Apa yang dimaksud dengan jihad akan kita hadapi itu?”
“Berjihad melawan hawa nafsu.”
Ada tiga golongan manusia dalam perjuangannya melawan hawa nafsu. Pertama, orang-orang yang keok dan diperbudak oleh hawa nafsu mereka. “Adakah engkau lihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?” (Q.S. 25:43).
Kedua, orang yang jatuh-bangun ketika melawannya. Inilah golongan menengah atau kaum kebanyakan seperti kita umumnya, yang selalu diingatkan Rasulullah bahwa orang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu. Dan sebagai lazimnya orang kebanyakan, suatu saat dia menang, pada saat yang lain dia kalah, tetapi yang penting: tidak menyerah.
Ketiga, mereka yang dalam derajat para nabi dan wali. Yakni orang-orang yang sudah mengalahkan nafsu sendiri. Dia yang memerintah dan bukan hawa yang mengendalikan. Rasulullah bersabda: “Tidak seorang pun ada syaitan. Allah telah menolongku menghadapinya sehingga aku bisa menaklukkannya. “
Allah berfirman: “Adapun orang yang gentar di hadapan kebesaran Tuhannya dan menahan dirinya dari hawa, maka surgalah tempat tinggalnya” (Q. 79: 40-41).
Memang tidak mudah meraih tiket ke surga. Namun ini, di depan kita, bulan puasa terbentang panjang, menyediakan bukan main banyak peluang. Dan menunggu.
Ayo bergegas, raih tiket surgamu.