Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2023
  • June
  • 16
  • Haji Ibadah Kolektif dan Inspiratif
  • HIKMAH JUMAT

Haji Ibadah Kolektif dan Inspiratif

On June 16, 2023June 16, 2023
H. A. SURYANA SUDRAJAT

Wahai manusia, Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling takwa. Allah Maha Cendekia dan Maha Waspada. (Q.S. 49:13).

Ibadah haji tidak dilakukan secara sendiri-sendiri. Tetapi secara bersama-sama. Inilah ciri khas yang menonjol dari ibadah  yang wajib ditunaikan setiap muslim (yang mampu) sekali dalam hidupnya.  Dengan demikian, haji merupakan sebuah ibadah kolektif. Oleh karena itu,  ibadah haji juga punya manfaat secara sosial, selain buat diri pribadi.

Pertama,  ibadah haji dapat  menumbuhkan solidaritas dan kebersamaan di antara sesama kaum muslimin. Inilah yang disebut ukhuwah islamiyah. 

Kedua, ibadah yang terkonsentrasi di suatu tempat dan dalam waktu tertentu ini melambangkan adanya kehidupan dan kebangunan dunia Islam. Dengan demikian, Islam bukan semata dihayati sebagai agama, atau seperangkat ajaran yang berasal dari Tuhan, melainkan juga bisa menjelma menjadi sebuah kekuatan besar. Pada gilirannya kekuatan ini diharapkan mampu menyatupadukan para penganutnya yang disebut ummah (umat). Kaum muslimin, terlepas dari mana asal bangsa dan negaranya, serta mazhab yang dianutnya, akan bergerak jika ada kelompok-kelompok tertentu yang mencoba menistakan agama atau simbol-simbol keagamaan mereka.

Ketiga, jika haji diibaratkan sebuah muktamar raksasa, maka para delegasi atau tamu yang datang ke tempat ini bukan untuk tujuan saling mencari keuntungan sendiri, menipu atau bahkan berkhianat, tetapi karena dorongan dan untuk mencari rida Allah semata. Jadi, ini adalah pertemuan akbar bukan untuk mencari permusuhan, tapi untuk menciptakan kedamaian. 

Keempat, haji juga merupakan lambang persamaan sejati di antara sesama makhluk Tuhan. Tidak ada perbedaan dan kelebihan atau diskriminasi antara satu bangsa dengan bangsa lainnya, antara satu golongan dengan golongan lainnya, antara yang berpangkat dan orang yang papa, juga antara laki-laki dan perempuan.  Semua sama, dan yang membedakan di hadapan Allah hanya takwanya.

Umat atau bangsa yang kokoh tidak mungkin akan terbangun jika tidak ada solidaritas di kalangan warganya. Dalam kehidupan modern sekarang, terutama di kota-kota, yang ditandai dengan kecenderungan hidup yang semakin individualistis, solidaritas, persaudaraan, sikap gotong-royong, sikap  saling tolong-menolong di antara sesama, boleh dikatakan semakin pudar. Orang sudah semakin terbiasa untuk tidak memedulikan nasib yang menimpa tetangga sebelah rumahnya, dengan alasan tidak ingin mencampuri kehidupan orang lain. Semakin kendurnya ikatan-ikatan solidaritas ini, akan membuat jarak yang sesungguhnya dekat, terasa jauh, sesuatu yang sesungguhnya akrab terasa asing.

Sikap semacam itu  pada akhirnya akan memperlemah kesatuan dan persatuan kita, baik sebagai umat maupun sebagai sebuah bangsa. Jika kita menjadi lemah, maka dengan mudah pula kita bisa dipermainkan, dan bahkan diadu-domba, oleh bangsa atau negara lain. Dengan begitu, mereka pun akan mudah mengatur dan  menguasai kita. Sejarah telah menunjukkan, bahwa dulu kita dijajah oleh bangsa asing karena tidak adanya persatuan pada bangsa kita. Tentu musuh kita sekarang bukan kaum kolonial seperti zaman lampau yang ingin menguasai wilayah kita, melainkan kaum kolonial baru yang ingin menguasai kedaulatan ekonomi dan kedaulatan politik negeri kita. Tentu saja dengan cara-cara yang lebih halus dan sopan, dan bahkan konstitusional.

Oleh karena itu, hendaknya kita, kaum muslimin, untuk memperkuat solidaritas dengan mempererat tali persaudaraan atau ukhuwah di antara kita. Allah berfirman, “Innamal mu’minuuna ikhwatun, fa aslikhu baina akhawaikum, wattaqullaha la’allakum turhamun.”  Artinya, “Sesungguhnya para mukmin bersaudara. Karena itu damaikanlah dua saudara kamu, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beroleh rahmat. (Q.S. 49:10).  Selain itu,  Allah juga mengingatkan agar kita senantiasa berpegang pada tali Allah dan jangan bercerai.(Q.S. 3:103). Banyak hal yang membuat kaum muslimin bercerai berai, di antaranya, seperti disebutkan oleh Muhammad Abduh, tokoh pembaru dari Mesir,  yang terkait dengan ketidaksepakatan dalam pandangan dan pendapat, termasuk dalam masalah furu’ alias ranting; dan kedua karena dorongan hawa nafsu dalam hal agama dan hukum-hukum seperti fanatisme antarmazhab. Dan perselisihan jenis kedua itulah yang paling berbahaya.

Sehubungan dengan itu Abduh mengatakan, “Sepanjang seorang muslim tidak mengabaikan nas-nas Kitabullah dan penghormatan kepada Rasulullah s.a.w., dia berada dalam keislamannya, tidak kafir, dan tidak keluar dari jamaah muslimin. Tetapi bila hawa nafsu menjadi hakim, lalu saling mengutuk dan mengkafirkan, maka siapa yang melontarkan tuduhan akan pulang dengan tuduhannya kepada dirinya, seperti disebut di dalam hadis.”

Motor Pergerakan

Tidak syak lagi, musim haji merupakan waktu berkumpulnya bangsa-bangsa dari seluruh dunia, baik yang berasal dari negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi para haji yang berasal dari satu bangsa untuk saling mengenal dengan haji-haji lain yang berasal dari bangsa-bangsa atau suku-suku bangsa yang lain pula. Para jamaah pun bisa saling tukar informasi, bertukar gagasan dan bahkan pengalaman. Dan tidak mustahil dari situ bisa dikembangkan menjadi kerja sama.

Yang pasti,  kegiatan tukar-menukar informasi dan pengalaman dalam suasana penuh ukhuwah itu, bisa menginspirasi para jamaah untuk melakukan sesuatu sepulang ke tanah air masing-masing. Mereka bisa mengadopsi gagasan atau mempraktikkan apa yang telah dilakukan oleh saudara-saudara mereka – dalam konteks peningkatan kualitas pribadi maupun pengembangan masyarakat. Dengan demikian, pulang dari haji seorang muslim telah berubah menjadi orang yang saleh atau lebih saleh, baik secara individual maupun sosial.

Para ulama dan pemimpin umat Islam Indonesia terdahulu, pada umumnya menjadi motor pergerakan atau perubahan di masyarakat setelah pulang dari berhaji. Ini terjadi pada tokoh-tokoh ulama seperti K.H.  Cholil dari Bangkalan, Madura, K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pesantren Tebuireng dan NU, dan K.H. Ahmad Dahlan, tokoh pembaru yang juga pendiri Muhammadiyah. Bahkan Syekh Nawawi Al-Bantani, penulis puluhan kitab, yang kembali ke Tanah Suci setelah kepulangan hajinya yang pertama, untuk menuntut ilmu dan menjadi guru orang-orang dari Nusantara yang kelak menjadi ulama terkemuka sepulang di Tanah Air.

Haji adalah ibadah kolektif dan sekaligus inspiratif.

H. A. SURYANA SUDRAJAT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten.

Post Views: 1,081
In HIKMAH JUMAT

Post navigation

Merenungi Keindahan Alam
Ibunda Hajar dan Pesan Menyentuh  Ibrahim kepada Putranya  Isma’il

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On June 16, 2023June 16, 2023

SHOLAT YANG KHUSYUK

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On June 16, 2023June 16, 2023

Menyikapi Fitnah Akhir Zaman

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On June 16, 2023June 16, 2023

Mahabbah, Saat Cinta Ilahi Bergelora di Hati

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On June 16, 2023June 16, 2023

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On June 16, 2023June 16, 2023

Meraih Tiket Surga di Bulan Puasa

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On June 16, 2023June 16, 2023

Yuk Kita Bercermin pada Hati Nurani

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021