Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2022
  • October
  • 30
  • Mengisi Hidup dengan Cinta Ilahi
  • KAJIAN ISLAM

Mengisi Hidup dengan Cinta Ilahi

On October 30, 2022October 30, 2022
H. A. SURYANA SUDRAJAT

Bagaimana pesimisme agar berubah menjadi optimisme, kekhawatiran menjelma menjadi harapan, dan kebencian digantikan oleh cinta.

Kontak batin dengan Tuhan yang dihayati dalam pengalaman religius merupakan ruh yang menjadikan agama bukan sekadar seperangkat kepercayaan dan seremoni ritual. Jika aspek kedalaman atau spiritualitas itu absen, maka agama ibarat badan tanpa nyawa karena sudah kehilangan ruhnya. Karena itulah hubungan langsung antara manusia dan Tuhan sering pula disebut nafas dan nyawa agama. Sebab dalam pengalaman keagamaan atau religius itulah Tuhan bukan sekadar ide – tapi hadir.

Kita ketahui, segala hal ihwal yang berkenaan dengan pengalaman keagamaan atau sering juga disebut pengalaman mistik itu, dalam tradisi disiplin keagamaan Islam disebut Tasawuf atau Sufisme. Oleh karena itu tasawuf atau sufisme sering pula disebut sebagai aspek esoteris atau kedalaman dari Islam.

Ajaran tasawuf yang amat sangat menekankan pada kesalehan individual kerap melahirkan sikap asyik dalam kesendirian untuk menumpahkan kerinduan kepada Al-Khalik sebagai Sang Kekasih (bisa kita baca dalam ungkapan-ungkapan personal yang sangat indah dari mistikus besar Rabi’ah Al-Adawiah). Sejatinya sikap yang cenderung soliter itu tidak harus terjadi, jika cinta kepada Ilahi juga dimanifestasikan dalam cinta terhadap ciptaan-Nya, ya manusia dan jagat raya ini. Bukankah kehidupan dan alam semesta ini merupakan anugerah yang Dia berikan karena dan dalam cinta? Karena itu hidup kita harus diisi dengan cinta kepada Ilahi yang merupakan sumber hidup dan kehidupan, cinta kepada segala yang hidup dan cinta kepada alam yang merupakan wahana aktualisasi hidup dan sarana kehidupan. Oleh karena itu sufisme harus diaktualisasikan dalam sikap positif terhadap hidup dan terhadap dunia itu sendiri. Dengan demikian, kesalehan individual tidak boleh lepas dan terpisah dari kesalehan sosial dan kesalehan environmental. Jika kita memahami dan menghayati sufisme seperti ini, maka akan lahir élan dan vitalisme sehingga kesalehan menjelma menjadi kemuslihan (pembawa maslahat).

Betapapun, cinta harus dibuktikan dengan pengorbanan terhadap yang dicintai. Jika sudah demikian, maka pengorbanan tidak akan dirasakan sebagai beban, tapi justru akan memberi kepuasaan batin. Jika kehidupan bersumber dari Yang Maha Hidup, sudah seharusnyalah upaya meningkatkan kualitas kehidupan sesama makhluk hidup menjadi bukti kecintaan kepada-Nya. Jika alam semesta merupakan anugerah Sang Maha Wujud, maka usaha memelihara dan melestarikannya adalah bukti kecintaan kepada-Nya. Jika hidup dan alam yang berasal dari Sang Maha Pemberi dianugerahkan untuk semuanya, maka usaha menghilangkan pikiran dan sikap sempit, sekat-sekat yang memisahkan manusia dengan manusia lainnya, adalah bukti kecintaan kepada-Nya. Alhasil, seluruh upaya untuk mengembangkan kehidupan di dunia ini mempunyai dimensi spiritualitas sebagai perwujudan cinta kepada Ilahi, yang mengintegrasikan seluruh kegiatan hidup manusia tanpa terfragmentasi antara apa yang disebut sakral dan profan.

Semangat cinta itu harus terus dikobarkan dalam kehidupan umat manusia, terlebih sekarang ketika dunia berada di kubang konflik dan kepentingan, ketika kelestarian alam dicemari oleh kerakusan manusia yang mengeksploitasi demi kepentingannya sendiri. Basmalah yang setiap saat kita baca itu, yang di dalamnya menonjolkan sifat rahmaniah dan rahimiah (pengasih dan penyayang), seharusnya ditangkap sebagai isyarat agar aktualisasi hubungan manusia dengan sesamanya dan alam lingkungannya dilandasi dan diwarnai semangat cinta.

Kita berharap, ketegangan hidup yang ditandai konflik dan permusuhan, kegersangan hidup yang diakibatkan sikap materialistik dan hedonistik, dan kesuraman hidup yang dibayang-bayangi polusi, perubahan iklim, dan kelangkaan sumber-sumber alam, akan sedikit dikurangi dengan menempuh jalan sufisme, sehingga pesimisme akan berubah optimisme, kekhawatiran menjelma menjadi harapan, dan kebencian digantikan oleh cinta.

H. A. SURYANA SUDRAJAT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten.

Post Views: 424
In KAJIAN ISLAM

Post navigation

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Menumbuhkan Moderasi Beragama di Lingkungan Sekolah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • KAJIAN ISLAM
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On October 30, 2022October 30, 2022

Hikmah dan Siyasah dalam Berdakwah

  • KAJIAN ISLAM
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On October 30, 2022October 30, 2022

Tips Mengawali Tahun Baru Hijrah

  • KAJIAN ISLAM
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On October 30, 2022October 30, 2022

Menghadirkan Hati dalam Salat

  • KAJIAN ISLAM
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On October 30, 2022October 30, 2022

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

  • KAJIAN ISLAM
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On October 30, 2022October 30, 2022

Bulir Padi Pun Menunduk

  • KAJIAN ISLAM
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On October 30, 2022October 30, 2022

Puasa dan Perilaku Orang Bertaubat

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021