Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2022
  • September
  • 22
  • Syarat Jadi Guru Menurut Pakar Pendidikan Islam
  • PENDIDIKAN

Syarat Jadi Guru Menurut Pakar Pendidikan Islam

On September 22, 2022
TSULASIAH AMANAH

Pakar psikolog dani dan ahli pendidikan Prof. Dr. Zakiah Daradjat (w. 2013) mengartikan guru sebagai pendidik profesional karena secara implisit dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh orangtua. Menurut beliau beberapa syarat yang harus dipenuhi menjadi guru adalah: (1) takwa kepada Allah. Memberi teladan; (2) berilmu. Ijazah bukan semata secarik kertas tapi bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan; (3) sehat jasmani; (4) berkelakuan baik: mencintai jabatannya sebagai guru; bersikap adil terhadap murid; berlaku sabar dan tenang; berwibawa; guru harus gembira; bersifat manusiawi; bekerja sama dengan guru-guru lain; bekerja sama dengan masyarakat.


Para sarjana Muslim, khususnya pakar pendidikan Islam, sepakat bahwa guru merupakan pekerjaan atau profesi yang terhormat. Termasuk Imam Al-Ghazali yang memandang posisi dan profesi guru sebagai paling utama dan mulia. Dia menyatakan, “Makhluk di muka bumi yang paling utama adalah manusia, bagian paling utama manusia adalah hatinya. Seorang guru sibuk menyempurnakan, membersihkan, dan mengarahkan dirinya agar dekat dengan Alla Azza wa Jalla. Karena itu mengajarkan ilmu merupakan ibadah dan pemenuhan tugas sebagai khalifah Alah. Bahkan merupakan tugas kekhalifahan paling utama.” Dia bahkan mengingatkan, bahwa hak guru atas anak didiknya lebih besar daripada hak orangtua terhadap anaknya. “Orangtua (hanya) penyebab wujud kekinian dan kehidupan yang fana, sedangkan guru, penentu kehidupan yang abadi.”


Tugas pendidik tidak hanya sekadar mengantar peserta didik memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga membimbing mereka agar memiliki akhlak yang mulia, dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan sosialnya. Untuk itu, seorang guru dituntut untuk mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik, membangkitkan minat belajar, menggali dan mengarahkan potensi peserta didik, menciptakan proses belajar-mengajar yang kondusif, menjalin komunikasi yang harmonis baik dengan peserta didik, orangtua, maupun dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, sebagaimana dikemukakan oleh Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf (1979), seorang guru dalam pandangan Islam tidak hanya dituntut untuk memiliki ilmu yang luas. Lebih dari itu, dia harus merupakan seorang yang beriman, berakhlak mulia, sungguh-sungguh dalam melaksanakan profesinya sebagai bagian amanat yang diberikan Allah kepadanya dan mesti dilakukan secara baik. Oleh karena itu pula, guru menurut Ali Ashraf (1989) harus melatih dan mengembangkan keahliannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dengan menjadikan Islam sebagai roh ilmu yang diperoleh. Dengan demikian, maka ide-ide atau konsep-konsep tentang pendidikan yang dia pelajari akan selalu diilhami dan diwarnai oleh iman dan Islam yang sejati. Sebagai seorang guru, sikap dan tingkah lakunya juga harus mencerminkan nilai-nilai dari yang diajarkannya, sehingga menjadi teladan bagi anak-anak didiknya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.


Seorang guru yang tidak memiliki kepribadian sebagai seorang pendidik, menurut Ali Ashraf, maka dia tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Keadaan ini akan mengakibatkan peserta didik kurang tanggap terhadap apa yang akan diajarkan. Sepeti diungkapkan Fathiyah Hasan Sulaiman (1986), proses belajar-mengajar akan terlaksana dengan baik jika seorang guru memiliki sifat kasih sayang, lemah lembut, kebapakan/keibuan, ikhlas dan tidak pamrih, jujur dan dapat dipercaya, memiliki keteladanan sikap dan tingkah laku, memahami batas kemampuan intelektual dan perkembangan emosional peserta didik, serta memegang teguh prinsip dan menjaga kedisiplinan.


Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi (1979), yang menyatakan bahwa untuk menciptakan suasana pendidikan yang baik, seorang guru harus memiliki sifat qana’ah, tawadhu’, bersih dan suci lahir batin, ikhlas, penyantun, kebapakan, mengetahui perkembangan emosi dan intelektual peserta didik, serta menguasai materi yang akan diajarkannya. Alhasil, seperti ditegaskan kembali oleh Dr. Samsul Nizar, “Pendidik hendaknya menyadari bahwa mengajar merupakan tugas yang mulia, berlaku adil, memberikan kesempatan yang cukup bagi pertumbuhan potensi jasmani dan rohani, menanamkan kebiasaan dengan akhlak mulia, memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional dan bernilai edukatif, proses perubahan hendaknya dilakukan secara berangsur-angsur, serta jangan biarkan peserta didik meninggalkan majelis pendidikan sebelum mereka benar-benar paham terhadap materi yang diajarkan.” Namun demikian, mengutip pendapat Buya Hamka, Nizar mengingatkan bahwa guru dilarang untuk membangun sikap peserta didik mengultuskannya (guru). Sebab sikap demikian menurut ulama dan sekaligus pujangga itu akan menumbuhkan sikap fanatisme dan kejumudan pada diri anak.

TSULASIAH AMANAH

pembelajar, peminat pendidikan, lulusan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta; pernah menjadi guru dan kepala SMPT Sindangkarya, Anyar; kini pengurus YPAI.

Post Views: 946
In PENDIDIKAN

Post navigation

Kalau Kita Ingin Diingat Allah
Syekh Yusuf Makassar dan Kisah Seorang Maling

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On September 22, 2022

Kecerdasan Spiritual (1): Egoisme, Materialisme dan Absennya Moralitas

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On September 22, 2022

Penghapusan Istilah Madrasah dalam RUU Sisdiknas Berlawanan dengan Konstitusi

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On September 22, 2022

Menumbuhkan Moderasi Beragama di Lingkungan Sekolah

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On September 22, 2022

Saatnya Pesantren Punya Perpus Digital

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On September 22, 2022

Kecerdasan Spiritual (2): Lain yang Diajarkan, Lain yang Dipraktikkan, Mengapa?

  • PENDIDIKAN
TSULASIAH AMANAH
On September 22, 2022

Menanamkan Nilai Toleransi di Sekolah

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021