Skip to content
AL-IHSAN ANYER

AL-IHSAN ANYER

Media Dakwah, Pendidikan & Pengetahuan Keislaman

  • PENDIDIKAN
  • SIRAH
  • KAJIAN ISLAM
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • TENTANG KAMI
  • PONPES AL-IHSAN

Breaking News

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

Mata Lebih Besar dari Perut?

Tak Peduli Anda Beriman atau Kafir

Bulir Padi Pun Menunduk

Jangan Sampai Kita Hanya Dapat Lapar dan Haus

KEBAIKAN

5 TAHAP SENI BERTAHAN DALAM HIDUP

Dirahmati Allah Orang yang Berlapang Dada

  • Home
  • 2021
  • November
  • 12
  • Puncak Segala Permohonan
  • HIKMAH JUMAT

Puncak Segala Permohonan

On November 12, 2021November 12, 2021
H. A. SURYANA SUDRAJAT

Sebuah jalan lempang, diapit di kiri-kanan oleh dinding tinggi, punya beberapa pintu tanpa daun, hanya bertutupkan tirai. Di ujung jalan, seseorang memanggil-manggil:  “Hai manusia, masuklah kalian ke sini, dan tetap berada di lajur ini. Jangan berpencar.” Sementara suara lain selalu berseru, “Jangan dibuka. Celaka. Kalau kamu buka akan terperosok,” katanya tentang pintu-pintu di dinding itu.

Seorang Muslim dituntut untuk membentangkan garis lurus antar dirinya dan Allah, yang kelurusannya itu dijamin dan diterangi hati nurani. Nurani berarti cahaya yang menerangi jalan kita itu. Dinamika, progresivitas, terus berbuat baik dan lebih baik, itulah yang dituntut dari seorang Muslim. Seperti kata Nabi, “Orang Islam itu adalah yang hari ininya lebih baik dari hari kemarin, dan yang hari esoknya lebih baik dari hari ini.”

Begitulah Rasulullah SAW  melukiskan jalan lurus atawa  siratal mustakim (ash-shirathul mustaqim), sebagaimana diriwayatkan oleh An-Nawwas ibn Sam’an. Berkata beliau: Jalan lurus tadi adalah Islam. Kedua dinding yang berseberangan itu batas-batas yang diberikan oleh Allah. Adapun pintu-pintu itu segala yang diharamkan oleh-Nya. Sedangkan yang selalu memanggil-manggil tak lain adalah Kitab Allah, dan yang berkata “Jangan, celaka” adalah pemberi nasihat (wa’izh) yang ada dalam diri  setiap orang.

Begitulah, sekurang-kurangnya 17 kali dalam sehari, seorang muslim memohon ditunjuki jalan yang lurus itu dalam salatnya. Yakni jalan orang-orang yang telah dianugerahi Allah karunia-karunia yang bersifat duniawi, akhlaki (moral), dan terutama rohani (spiritual). Orang-orang ini adalah para nabi, para shiddiqin (mereka yang jujur dalam keyakinan, kata-kata dan perbuatan), para syuhada (saksi-saksi kebenaran agama Allah, terutama yang terbunuh karena itu), dan para shalihin yang memelihara diri dari dosa secara istiqamah alias konsisten). [Lihat Q. 4:09].

Keempat golongan itulah pemimpin spiritual kita, dari zaman ke zaman.  Mereka adalah orang-orang yang telah mencapai kedekatan tertentu (qurbah) dengan Allah, dengan potensi dikaruniai busyra (berita gembira, bisikan-bisikan malaikat), yang berjuang membongkar kejahatan, yang menegakkan kebenaran, keindahan, dan kebaikan di bumi.

Mencapai kesempurnaan relatif dalam tingkat kerohanian seperti itu barang tentu tidak mudah. Karena itulah dalam setiap rakaat sembahyang   kita ber-ihdinash shiratal mustaqim, yang merupakan puncak segala permohonan. Kita tetap saja memerlukan ma’unah alias pertolongan Allah, baik untuk mencapai maupun untuk menghindar. Sekali-kali tidaklah cukup jika perbuatan kita dilandaskan hanya pada dorongan keinginan atau emosi-emsosi  yang, setidak-tidaknya dilihat dari sumber jauh di belakang, bisa timbul dari hawa nafsu hewani.

Rasulullah selalu mengingatkan betapa nafsu dapat merusakkan hubungan sesama. Untuk lingkup individual, ada sabda beliau yang berbunyi: “Yang paling kutakutkan untuk kalian adalah dua rongga (ajwafan: rongga perut dan ‘rongga lain’ pada wanita)”. Juga, “Barangsiapa memberi kepadaku jaminan mengenai apa yang ada di antara kedua rahangnya dan yang ada di antara kedua  kakinya (pahanya), untuk dia aku jamin surga.”

Itu semua hanya bisa dicapai dengan jalan mengubah khuluq, atau nature, dari diri kita, melalui perkembangan rohani secara berangsur-angsur, sehingga kita memiliki siat-sifat yang bahkan, maksimalnya, mendekati sifat-sifat Ilahi. Sebuah ujar-ujaran sufi menyatakan, “Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah.” Selagi kehidupan kita belum dibersihkan dari motif-motif yang rendah, kita tidak akan pernah sampai pada tingkat seperti itu. Dengan akal, pengetahuan, mungkin kita bisa menaklukkan tenaga-tenaga alam, tenaga lahir, tetapi tidak bisa menaklukkan diri sendiri atau keinginan rendah kita sendiri. Karena itu, Nabi bersabda, perang terbesar adalah perang melawan nafsu diri sendiri.

Tetapi dengan selalu memohon petunjuk Allah, kita tidak putus harap untuk mencapai jalan yang lurus itu. Tekun, tenang, dan tabah, kita percaya Allah tak akan mengecewakan harapan kita. Janji Allah selalu benar, dan Allah tidak melalaikan janji-Nya. “Dan bila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku memenuhi permohonan orang yang memohon bila ia memohon kepada-Ku. Sebab itu (sebagai syaratnya) hendaklah mereka memenuhi seruan-Ku, mudah-mudahan mereka terbimbing” (Q. 2:186).

Benar, dalam perjalanan ke arah kesempurnaan akan ditemui beberapa kegagalan, meski segala cara yang baik telah diupayakan. Tapi justru karena itu doa merupakan jalan keluar, sumber ketenangan, pemberi harapan, dan pembangkit keberanian. Maka bangunlah kamu di malam hari, mengerjakan salat tahajud. Jika doa, yang bukan sekadar rangkaian kata-kata (seperti yang sering kita dengar di akhir sebuah upacara) dipanjatkan dengan jiwa yang sepenuhnya hadir, dengan segala kepolosan dan kerendahan hati, dengan menanggalkan keinginan-keinginan rendah, tetapi juga dengan sikap rida kepada pembagian dari Allah, kekuatan rohani akan membentengi kita dari segala perbuatan tercela. “Dan sebagian malam isilah dengan tahajud, sebagai ibadat tambahan bagi dirimu, mudah-mudahan Tuhanmu membangkitkanmu ke kedudukan yang terpuji.” (Q. 17:79).

Pada akhirnya, tujuan pengelolaan rohani bukanlah memelihara dan mengembangkan segala sifat positif semata untuk kehidupan batin sendiri. Dampaknya justru pada dimensi lahir: segala kebajikan, segala jasa dan amal saleh dalam lingkup sosial. Tidak semua manusia mampu menjadi apa yang dikehendakinya. Tetapi perbuatan-perbuatannya membentuk corak wataknya.

H. A. SURYANA SUDRAJAT

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Anyer, Serang, Banten.

Post Views: 456
In HIKMAH JUMAT

Post navigation

Dunia Ini Untukmu, dan Kamu untuk Akhirat
Mengapa Kita Harus Sekolah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Menjadi Mukmin yang Kuat dengan Imunisasi

On July 2, 2021July 2, 2021

ENGKAU TELAH DIPANGGIL SEJAK BERABAD-ABAD

On May 11, 2025May 11, 2025

Tragedi dan Legacy Khalifah Umar ibn Khaththab

On March 21, 2025March 21, 2025

Mengapa Nabi Sangat Menyukai Puasa 10 Terakhir

On March 21, 2025March 21, 2025

Mata Lebih Besar dari Perut?

On March 17, 2025March 17, 2025

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • December 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • December 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • January 2021

Categories

  • HIKMAH JUMAT
  • ILMU DAN TEKNOLOGI
  • KAJIAN ISLAM
  • PENDIDIKAN
  • PONPES AL-IHSAN
  • PROMO
  • SIRAH
  • Uncategorized

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

You May Like

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On November 12, 2021November 12, 2021

Salat, Sedekah, dan Hamba yang Beruntung

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On November 12, 2021November 12, 2021

Indahnya Beribadah di Malam Hari

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On November 12, 2021November 12, 2021

Memenuhi Orang yang Membutuhkan

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On November 12, 2021November 12, 2021

Mengambil Hikmah dari Peristiwa Isra Mikraj

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On November 12, 2021November 12, 2021

Kalau Kita Ingin Diingat Allah

  • HIKMAH JUMAT
H. A. SURYANA SUDRAJAT
On November 12, 2021November 12, 2021

Doa Orang yang Berpuasa, dan Latihan Melawan Hawa Nafsu

28/04/2021- Foto-foto Kegiatan Serah Terima Bantuan dari Samora Group kepada Ponpok Pesantren Al-Ihsan Anyar

https://www.youtube.com/watch?v=CgscUD4N-RU

Video Pendek Moderasi Beragama/Toleransi (Judul: "Akur")
Hak Cipta @ alihsananyer.com 2021